Minggu, 01 November 2015

Mars dan venus Part 4


Bila pada kisah kemarin aku sudah menceritakan tentang perkenalan mereka.Mari, aku ajak kau lebih dalam memasuki dunia mereka.

Perkenalan mereka tercipta tanpa sengaja tanpa pernah diduga sebelumnya.

Bertemu, namun tidak saling berucap sapa. Bertemu, namun belum sempat melempar nama. Mereka saling bertemu, namun tak menyadari pernah saling memperhatikan. 

Pernah pula mereka bertemu di dunia lainnya namun sama sekali tidak menyadarinya.

Alam bawah sadar mereka nampaknya sudah pernah bertemu pada satu waktu di satu linimasa. Seolah de javu memang. Banyak hal yang pernah mereka lalui tapi semuanya seolah hanya sebuah ilusi. 

Sudahlah, aku sendiri enggan membuka kembali tabir kisah ini dengan banyak celoteh. Aku hanya akan terus mengingatkanmu untuk berhati-hati terhadap pikiran dan perasaanmu.

 POV Venus


Ada waktu-waktu, ketika aku ingin sendiri dengan pikiran-pikiran gilaku,
dengan dongeng-dongeng khayal yang di umur kepala dua layaknya tak laku, dengan hutan penuh makhluk-makhluk magis yang mengidolakan pai madu.

aku ingin sendiri dengan kepalaku, pun isinya, yang sedang tak ingin kamu ada di dalamnya.

POV end.

Venus, sosok wanita yang tak mudah percaya dengan kata jatuh cinta. Dan Mars,  adalah pria yang percaya akan hal itu, tapi dia tidak mudah untuk jatuh cinta. Lalu, mungkinkah keduanya bertemu pada satu garis yang akan mensejajarkan langkah mereka? Saya tidak akan memberitahukannya padamu saat ini. Tapi mungkin kau bisa mengerti setelah terus mengikuti kisah ini. 

Dua anak manusia dengan dua dunia yang mereka hidupkan masing-masing.

Apa kau mengerti maksudku? Bila tidak, mungkin hanya belum. Bisa jadi nanti kau akan paham, tapi tidak untuk saat ini, karena sekarang masih terlalu dini. 

Dan lihatlah, lagi-lagi pertemuan yang tidak terduga tercipta. Di dunia selain dunia nyata yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Ya secara tidak langsung mereka pernah bertemu di dunia maya. Ada satu gambar yang dipakai bersama, tapi dengan dua deskripsi yang berbeda di lini masa hampir bersamaan. Dan kedua deksripsi ini menunjukkan adanya keterkaitan satu dan lainnya. Kau masih tak paham, pasti. Sebentar, aku perlihatkan dulu…

POV Mars

Nona, maaf terang-terangan memperhatikanmu.
Kau ada dimana dalam semesta?
Kenapa orbit kita tidak pernah bersinggungan meski hanya tatap?
Tak apa, mungkin nanti ada saatnya kau berpijar kala senja hingga aku bisa melihatmu dari timur.
Nona, aku kadang memperhatikanmu di balik headset yang kupakai di telingaku, agar aku bisa melantunkan bisikan sesukaku untuk seirama dengan bayangan tentangmu.
Nona, kenapa tidak sedang ingin ada siapa-siapa dalam kepalamu?
Padahal ingin sekali merasa ada dalam kepalamu, melihat sekeliling dalam imajinasimu, sewarna-warni apakah pelataran pikiranmu hingga bisa menumpahkan banyak lukis membentuk garis yang menghubungkan rasa dan logikamu.
Betulkah tidak ingin ada sesiapa dalam kepalamu? Padahal ingin aku ada di dalamnya sebelum akhirnya aku jatuh dalam hatimu.

POV end.

Apakah kamu heran dengan gambar yang serupa ? Aku pun demikian. 

Entah apa yang sebenarnya terjadi, bukan aku tak ingin memberi tahumu, aku hanya belum siap. Karena aku pun belum sepenuhnya yakin. Aku hanya mengira-ngira.

Mungkinkah mereka sudah saling kenal? Atau jangan-jangan mereka saling mengagumi secara diam-diam? Tidak berjabat tangan namun saling memantau kegiatan dan keseharian masing-masing melalui dunia selain dunia nyata?

Kubiarkan beribu tanya memenuhi sudut ruang pikiranmu. Jika kau semakin penasaran mungkin itu akan semakin baik. 

Tunggu saja, aku tetap akan membagi kisah ini padamu. Nanti. Apa pun yang terjadi, padamu akan kubagi.

Kau hanya perlu tahu dan mengingat hal ini :

Jika memang dua pribadi sudah dipersatukan, bagaimanapun perbedaan karakter, sejauh apa pun jarak jika Tuhan dan Semesta-Nya berkehendak, maka bersatulah. Pun sebaliknya.

Sekian dulu yang bisa saya ceritakan. Tidak hanya kau yang penasaran akan kelanjutannya. Aku pun sama. 

Tidak ada komentar: