Selasa, 24 Februari 2015

Pengejar Bulan



 
 
Karena menyayangimu, banyak yang mengiraku bodoh.

Karena mencintaimu, banyak yang mengiraku naif.

Dan karena merengkuhmu, banyak yang menyudutkanku sebagai pengejar bulan.

Kau tau bulan kan? Waktu kecil kau pasti pernah berlari-lari  dimalam hari untuk sekedar melangkah untuk mengejar bulan yang terus saja ada di dekatmu. Langkah demi langkah kau tekuni dengan sabar demi mengejar bulan. Hari ke hari kau semakin penasaran karena bulan tak kunjung juga kau dapatkan. Waktu ke waktu kau  gunakan untuk berpikir dimanakah bulan tinggal. Selalu begitu hingga akhirnya kau letih sendiri. Hingga akhirnya kau tumbuh besar dan mulai menyadari jika bulan tidak akan pernah dapat kau sentuh . Sedekat apapun bulan padamu, nyatanya kau baru sadar  kalau bulan tak pernah bisa kau miliki.

Dan itulah maksud mereka memanggilku “Pengejar Bulan”

 Mereka memanggilku begitu karena aku terlalu setia mengejar sesorang yang bahkan tak pernah melihatku. Mereka memanggilku begitu karena aku terlalu bersikap kekanak-kanakan untuk tidak bisa mngerti  arti cinta yang tak bisa dipaksakan. Dan paham kalau dirinya memang tak sedikitpun bisa ku sentuh. Tak bisa kuraih. Tak bisa ku miliki.

Dia ada, tapi tak pernah benar-benar ada untukku. Dia nyata, tapi tak pernah benar-benar nyata untukku. Dia terllihat, tapi apa daya jika dia tidak pernah melihatku. Dan akhirnya, diakhir kisah aku senasib dengan pengejar bulan.

Aku letih sendiri. Aku lelah sendiri. Aku berhenti sendiri.
Karena itu, setelah tulisan ini selesai nanti, aku akan mengakhiri semmuanya. Akan ku tutup semuanya agarku tak dianggap  pengejar bulan lagi.

Untukmu, untukku, dan juga untuknya. 
 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Nice mba ({})

Saadatul Umayah mengatakan...

terimakasih ({})
happy reading ^^