
Karena menyayangimu, banyak yang mengiraku bodoh.
Karena mencintaimu, banyak yang mengiraku naif.
Dan karena merengkuhmu, banyak yang menyudutkanku
sebagai pengejar bulan.
Kau tau bulan kan? Waktu kecil kau pasti pernah
berlari-lari dimalam hari untuk sekedar
melangkah untuk mengejar bulan yang terus saja ada di dekatmu. Langkah demi
langkah kau tekuni dengan sabar demi mengejar bulan. Hari ke hari kau semakin
penasaran karena bulan tak kunjung juga kau dapatkan. Waktu ke waktu kau gunakan untuk berpikir dimanakah bulan
tinggal. Selalu begitu hingga akhirnya kau letih sendiri. Hingga akhirnya kau
tumbuh besar dan mulai menyadari jika bulan tidak akan pernah dapat kau sentuh .
Sedekat apapun bulan padamu, nyatanya kau baru sadar kalau bulan tak pernah bisa kau miliki.
Dan itulah maksud mereka memanggilku “Pengejar Bulan”
Mereka
memanggilku begitu karena aku terlalu setia mengejar sesorang yang bahkan tak pernah
melihatku. Mereka memanggilku begitu karena aku terlalu bersikap
kekanak-kanakan untuk tidak bisa mngerti
arti cinta yang tak bisa dipaksakan. Dan paham kalau dirinya memang tak
sedikitpun bisa ku sentuh. Tak bisa kuraih. Tak bisa ku miliki.
Dia ada, tapi tak pernah benar-benar ada untukku. Dia nyata,
tapi tak pernah benar-benar nyata untukku. Dia terllihat, tapi apa daya jika
dia tidak pernah melihatku. Dan akhirnya, diakhir kisah aku senasib dengan
pengejar bulan.
Aku letih sendiri. Aku lelah sendiri. Aku berhenti
sendiri.
Karena itu, setelah tulisan ini selesai nanti, aku
akan mengakhiri semmuanya. Akan ku tutup semuanya agarku tak dianggap pengejar bulan lagi.
Untukmu, untukku, dan juga untuknya.
2 komentar:
Nice mba ({})
terimakasih ({})
happy reading ^^
Posting Komentar