“Rintik
Hujan...”
Kau tahu, hujan ini adalah kenangan bulir-bulir air
laut yang rela menguap ke langit.
Disuatu waktu ia kan memberat saat berubah menjadi
kelabu, dan kita menyebutnya awan mendung.
Pada saatnya, ia akan kembali bertemu dengan
teman-teman nya di samudra itu.
Begitu indah sebenarnya. Namun, peristiwa ini kadang
hanya di pahami sebagai salah satu jenis cuaca yg hanya membuat kita basah.
Kau bilang, kau menyukai hujan. Beberapa orang pun
mengatakan hal yang sama. Tapi, aku tak percaya..
Tidak kudapati pencinta hujan selain pada bola mata
anak² yang rela bermain hujan sambil tergelak dan tertawa lepas.
Sebab saat hujan turun, nyatanya kalian akan tetap
membuka payung, atau mencari tempat lain untuk berteduh.
Kalian tidak rela diri kalian basah, atau dianggap
gila karena tenang-tenang saja di bawah guyuran hujan..
Tulisan ini, meski mungkin kan disoraki oleh para
penyuka hujan, nyatanya dibenarkan oleh seorang sastrawan masa lampau bernama
Shakespeare.
Kutemukan ia disebuah tempat, dan aku slalu
mengingatnya saat ada orang yg mengaku mencintai hujan. Aku kutipkan sedikit
untukmu;
"Kau berkata kau mencintai hujan, Namun saat
hujan turun, kau berlindung di bawah payung.."
"Kau berkata kau mencintai angin, Namun saat
angin berhembus, kau menutup jendelamu.."
***
Kau cintailah hujan dengan bijak.. Bila ia gerimis,
biarkan ia membasahimu dengan romantis.
Berdo'a ditengah hujan adalah yang terbaik.. Tapi bila
ia terlalu deras, maka ingatlah cinta lain yang harus kau jaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar