Sabtu, 07 Februari 2015

Rintik Hujan


“Rintik Hujan...”


Kau tahu, hujan ini adalah kenangan bulir-bulir air laut yang rela menguap ke langit.

Disuatu waktu ia kan memberat saat berubah menjadi kelabu, dan kita menyebutnya awan mendung.

Pada saatnya, ia akan kembali bertemu dengan teman-teman nya di samudra itu.

Begitu indah sebenarnya. Namun, peristiwa ini kadang hanya di pahami sebagai salah satu jenis cuaca yg hanya membuat kita basah.

Kau bilang, kau menyukai hujan. Beberapa orang pun mengatakan hal yang sama. Tapi, aku tak percaya..

Tidak kudapati pencinta hujan selain pada bola mata anak² yang rela bermain hujan sambil tergelak dan tertawa lepas.

Sebab saat hujan turun, nyatanya kalian akan tetap membuka payung, atau mencari tempat lain untuk berteduh.

Kalian tidak rela diri kalian basah, atau dianggap gila karena tenang-tenang saja di bawah guyuran hujan..

Tulisan ini, meski mungkin kan disoraki oleh para penyuka hujan, nyatanya dibenarkan oleh seorang sastrawan masa lampau bernama Shakespeare.

Kutemukan ia disebuah tempat, dan aku slalu mengingatnya saat ada orang yg mengaku mencintai hujan. Aku kutipkan sedikit untukmu;

"Kau berkata kau mencintai hujan, Namun saat hujan turun, kau berlindung di bawah payung.."
"Kau berkata kau mencintai angin, Namun saat angin berhembus, kau menutup jendelamu.."

***

Kau cintailah hujan dengan bijak.. Bila ia gerimis, biarkan ia membasahimu dengan romantis.

Berdo'a ditengah hujan adalah yang terbaik.. Tapi bila ia terlalu deras, maka ingatlah cinta lain yang harus kau jaga.

Dan kau yang menyukai hujan, tak perlu takut menjadi dewasa seperti halnya PeterPan.

Tidak ada komentar: